Aku berjalan menyusuri sebuah
jalan, ada lubang yang dalam di trotoar, aku terperosok, dan lama sekali aku
baru bisa keluar, kejadian itu bukan salahku.
Aku berjalan menyusuri jalan yang
sama, aku terperosok lagi ke dalam lubang, dan aku tetap butuh waktu lama baru
bisa keluar, ITU SALAHKU.
Aku berjalan menyusuri jalan yang
sama, aku terperosok lagi ke dalam lubang, rupanya sudah jadi kebiasaan, JELAS-JELAS
ITU SALAHKU. Aku cepat-cepat keluar dari lubang
Aku berjalan menyusuri jalan yang
sama dan melihat lubang yang didalam trotoar, aku berjalan mengitarinya dan
mengambil jalan yang lain
Cerita ini membuat aku berfikir,
berapa kali aku jatuh pada lubang yang sama, bukankah aku akan dianggap orang
tidak belajar dari kesalahan, bebal, konyol atau bodoh jika aku tetap jatuh
pada lubang yang sama, berulang kali.
Bagaimana dengan kalian
sahabat-sahabatku? Coba pikirkan dan tanya pada diri sendiri, sejujur-jujurnya,
apakah ada lubang dijalan yang kalian lalui dan kalian terperosok sampai
akhirnya menyakiti diri sendiri? Mengapa kalian masih terperosok? Mengapa
terasa susah untuk mengitari dan mencari jalan yang lain.
Nah sahabat- sahabatku semua,
mari sejenak merenungkan diri, kenapa yang lain bisa sukses atau bahagia,
tetapi diri ini masih dalam posisi dan situasi yang sama atau bahkan menderita,
mari instropeksi diri dan mari bermusyawarah untuk menemukan jalan yang terbaik
bagi diri ini di dunia dan di akhirat
Yakinlah bahwa Alloh tidak akan
menguji hamba2Nya melebihi kemampuan diri kita, dan yakinlah akan semua
janji-janji Alloh dan pertolonganNya
Keberhasilan itu relatif, sesuai
dengan tingkat dan kemampuan masing2 individu dalam menentukan titik
berhasilnya masing2, sebagai contoh : anak kecil menangis karena minta
dibelikan sepeda baru, ketika dibelikan maka berhasillah cita2nya. Seorang
koki, dia merasa berhasil ketika mampu menyajikan masakan yang lezat untuk
dinikmati pelanggannya. Seorang pelajar dia bisa berkata berhasil ketika dia
memperoleh nilai tertinggi dalam ujian, lalu bagaimana dengan Anda? Sudahkan
menentukan titik2 keberhasilanmu sendiri, dan selalu membuat daftar kegiatan
dengan memberikan nilai berhasil dan belum berhasil, yang tentu untuk
selanjutnya meningkatkan dan menganalisa kenapa bisa tidak berhasil.
Mari berlomba dengan diri sendiri
tuk mencapai kwalitas diri yang berprestasi, lebih baik tahu gagal tetapi sudah
mencoba dari pada tidak tahu berhasil atau tidak karena belum pernah
melakukannya. Jangan hanya jadi penonton tapi mari jadi pemain untuk menentukan
kejayaan diri sendiri