Jumat, 21 Desember 2012

Muhasabah


Aku berjalan menyusuri sebuah jalan, ada lubang yang dalam di trotoar, aku terperosok, dan lama sekali aku baru bisa keluar, kejadian itu bukan salahku.
Aku berjalan menyusuri jalan yang sama, aku terperosok lagi ke dalam lubang, dan aku tetap butuh waktu lama baru bisa keluar, ITU SALAHKU.
Aku berjalan menyusuri jalan yang sama, aku terperosok lagi ke dalam lubang, rupanya sudah jadi kebiasaan, JELAS-JELAS ITU SALAHKU. Aku cepat-cepat keluar dari lubang
Aku berjalan menyusuri jalan yang sama dan melihat lubang yang didalam trotoar, aku berjalan mengitarinya dan mengambil jalan yang lain
Cerita ini membuat aku berfikir, berapa kali aku jatuh pada lubang yang sama, bukankah aku akan dianggap orang tidak belajar dari kesalahan, bebal, konyol atau bodoh jika aku tetap jatuh pada lubang yang sama, berulang kali.
Bagaimana dengan kalian sahabat-sahabatku? Coba pikirkan dan tanya pada diri sendiri, sejujur-jujurnya, apakah ada lubang dijalan yang kalian lalui dan kalian terperosok sampai akhirnya menyakiti diri sendiri? Mengapa kalian masih terperosok? Mengapa terasa susah untuk mengitari dan mencari jalan yang lain.
Nah sahabat- sahabatku semua, mari sejenak merenungkan diri, kenapa yang lain bisa sukses atau bahagia, tetapi diri ini masih dalam posisi dan situasi yang sama atau bahkan menderita, mari instropeksi diri dan mari bermusyawarah untuk menemukan jalan yang terbaik bagi diri ini di dunia dan di akhirat
Yakinlah bahwa Alloh tidak akan menguji hamba2Nya melebihi kemampuan diri kita, dan yakinlah akan semua janji-janji Alloh dan pertolonganNya
Keberhasilan itu relatif, sesuai dengan tingkat dan kemampuan masing2 individu dalam menentukan titik berhasilnya masing2, sebagai contoh : anak kecil menangis karena minta dibelikan sepeda baru, ketika dibelikan maka berhasillah cita2nya. Seorang koki, dia merasa berhasil ketika mampu menyajikan masakan yang lezat untuk dinikmati pelanggannya. Seorang pelajar dia bisa berkata berhasil ketika dia memperoleh nilai tertinggi dalam ujian, lalu bagaimana dengan Anda? Sudahkan menentukan titik2 keberhasilanmu sendiri, dan selalu membuat daftar kegiatan dengan memberikan nilai berhasil dan belum berhasil, yang tentu untuk selanjutnya meningkatkan dan menganalisa kenapa bisa tidak berhasil.
Mari berlomba dengan diri sendiri tuk mencapai kwalitas diri yang berprestasi, lebih baik tahu gagal tetapi sudah mencoba dari pada tidak tahu berhasil atau tidak karena belum pernah melakukannya. Jangan hanya jadi penonton tapi mari jadi pemain untuk menentukan kejayaan diri sendiri

Renungan diri


Pada suatu hari, saya mau masuk ke sebuah kamar mandi umum, lalu penjaga menghentikanku, dia meminta ongkos, lalu ku jawab maaf saya tidak punya uang, lalu penjaga itu melarangku masuk.
Subhanalloh, saya jadi tertegun dan berfikir, jika didunia saja untuk masuk kamar mandi umum, kalau kita tidak punya uang tidak bisa masuk, lalu bagaimana jika nanti di yaumul qiyamah, ketika diri ini mau masuk syurga, lalu ditanya oleh malaikat penjaganya, amal baik apa yang kamu bawa??? ibadah apa yang telah engkau lakukan sehingga engkau berhak masuk syurga???
Satu2nya yang memegang tiket syurga adalah ibu, karena dibawah telapak kakinyalah syurga itu berada, sudahkan kita berbuat baik dan berbakti kepada ibu, sudahkan kita senantiasa mendoakannya jika ibu kita telah tiada
Mari saudara saudariku kita secepatnya meminta maaf dan restu ibu dalam menjalani kehidupan yang sesaat ini, karena syurgalah tempat sebaik baik kita kembali kehadapan Alloh. Mari berbuat baik dan membahagiakan ibu dan bapak kita agar mereka ridho, bukankah ridho Alloh adalah ridho kedua orang tua